Selasa, 11 Juni 2013

manuscript

Tak tahu mengapa, aku tak suka dering handphone yang  berderit-derit seperti berteriak , maka aku memilih silent sebagai langkah mengusirnya. Nada dering itu seperti membawaku kembali mengingat dan sadar akan peristiwa yang membuatku berubah dari anak manja, maunya sendiri, tak sensitif menjadi anak yang secara perlahan berusaha tegar dalam keterpakasaan. Suara ibu dari handphone di seberang kota seakan seperti ultimatum bagi diriku untuk kembali ke kota kelahiranku, maka sudah terlalu biasa aku melakukan perjalanan siang, malam dini hari maupun shubuh untuk menemui ibu dan ayah. Maka di akhir perantauan ini secara tidak sadar aku juga merubah cita-cita dan keinginanku. Aku ingin lebih dekat dengan keluarga dan ingin berbagi atas semua hal yang aku punya untuk masayarakat sekitarku. Seperti sebuah manuscript yang semua sudah tertulis indah dan rapi dalam لَوْحٍ مَحْفُوظٍ. Sungguh tak cukup hanya berkeluh kesah, bahwasannya dunia adalah tempat sebagai bekal kehidupan kekal di akhirat. 
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Allah SWT telah menerangkan bahwa semua hal yang hamba_Nya lakukan sudah tertulis dalam kitab yang nyata. Maka semua hal tidak akan dapat disembunyikan walaupun terhalang tembok besar cina, di ruang tertutup dalam kegelapan. Maka hendaknya kita berlomba-lomba memiliki Qolbun Salim (hati bersih)
QS. Yunus/10: 61
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar